dokumen pribadi |
Judul buku: Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah
Penulis: Alfialghazi
Penerbit: Sahima
Cetakan Kesembilan, 2021
Di bawah guyuran hujan, kau berjalan menapaki langkah-langkah yang kini sudah mulai tak pasti, di antara riuhnya manusia, kau bahkan merasakan sepi.
Yang kali ini benar-benar berat, bukan?
Kau seperti sebuah mobil kecil yang tergilas truk besar, bukan hanya kehilangan keseimbangan, tapi seketika hancur berkeping-keping, hingga membuatmu berpikir bahwa ini adalah akhir, sebab yang terlihat di hadapan mata hanyalah jalan buntu. Kali ini, kau benar-benar merasa jatuh sejatuh-jatuhnya.
Hidup seolah tak lagi memberimu pilihan, terasa begitu sakit dan sangat menyesakkan.
Bahkan, air mata tak lagi mampu mewakili dalamnya luka. Senyum terenggut, kebahagiaan lenyap seketika.
Helaan napas panjangmu adalah pertanda bahwa kau sudah begitu lelah, bahkan jika boleh, kau ingin sekali menyerah, tapi kautahu bahwa menyerah juga bukan solusi.
"Allah," ucapmu pelan.
Lantas, kauingat kembali pesan-pesan cinta dari-Nya yang selama ini sudah mulai terlupakan, pesan cinta yang selalu bisa menggetarkan hati manusia, menguatkan langkah, dan menjauhkan gelisah.
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya." (QS. Al-Baqarah: 286).
"... Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." (QS. Yusuf: 87).
Terus-menerus kauulang ayat-ayat penopang lelah, pengobat rasa sakit, penguat jiwa, sungguh benar bahwa Allah telah memberikan petunjuk berupa Al-Qur'an yang padanya manusia tak akan menemukan kesesatan, yang padanya Allah titipkan obat dari segala penyakit.
"Maaf Tuhan, aku hampir menyerah," bisikmu lirih sambil menyeka air mata.
...
0 comments:
Posting Komentar