Rabu, 29 Juni 2022

Luka

Telah kunyatakan semua, ternyata mereka tak bisa mendengar
Telah kunyatakan semua, sebelum akhirnya terbangun

Bukan kematian
Menggambarkan kesengsaraan, ternyata hanya luka
Aku takut bukan kematian yang menghampiri
Tapi sakit yang tak kunjung hilang

Lukamu yang melukaiku
Lebih dari sakit yang kau rasa saat itu
Kata-kata yang menghempaskanku
Mengobati siksa trauma sepanjang hidupmu
Tapi kau tak pernah menyadari lukamu itu

Goresan luka yang kau lukis
Belum kuhapus, hingga kini
Warna deritanya masih sama
Meski dibasuh, dengan iming-iming duniawi
Terus melekat, akan terbawa sampai penghujung dentum nadi

Suara luka itu menghantui kala sendiri
Membisikkan cerita sendu tak berakhir
Melengkingkan sumpah serapah tanpa empati
Mengisahkan cita dengan kelam
Membenamkan harapan meski dia berteriak lantang

Luka ini benar-benar menggilaiku
Walau berkali sudah kudamparkan pada rasa sabar
Makin kutinggalkan, makin ia mengejar
Terus menggerogoti asa
Adakah dia mengerti, menangis adalah hal yang tak ku senangi?

Bekas luka yang menghidupiku
Bertahan walau perih sembilu
Dipaksa melewati lautan pilu
Mencari di mana tenggelamnya diri
Ternyata ia sudah lama mati

Hai...
Kamu yang sedang mengiba rasa
Walau mulutmu tertutup
Matamu menceritakan segala kisah
Sembab tawa yang kau pasang
Mengisahkan

Cahayamalam
(Juni, 2022)

0 comments:

Posting Komentar